Rabu, 25 Juli 2012

Salahkah Jika Aku Mencintai Sahabat Ku?

Salahkah Jika Aku Mencintai Sahabat Ku?

 


Kamu, orang yang membuatku nyaman, dan bahagia. Selalu menjagaku tanpa lelah. Tetapi rasa ini sungguh menyiksaku, menunggu kepastian tanpa balasan. Dia sahabatku, tapi dia juga nafasku, dia Fredy putra. Sejak pertama aku kenal dia, tatapannya itu masih teringat jelas di memoriku, senyumannya membuatku tenang dan damai dia selalu menjagaku kapanpun dan dimanapun, setiap aku down dia selalu memegang erat tanganku dan membuatku bangkit lagi.

Mungkin aku terlalu egois terlalu berharap untuk memilikinya, tapi aku tak bisa selalu berpura-pura untuk tidak mencintainya. Tapi disisi lain kalau emang kita jadian aku TAKUT, aku sangat takut kehilangan dia, aku gamau dia hilang dari mata dan hatiku. Tapi di sisi lain juga aku pengen banget milikkin dia, supaya semua orang tau dia milik aku bukan milik orang lain.

Aku selalu menahan rasa sakit ini ketika teman-temanku menanyakan kedekatan ku dengan Fredy selama ini, aku sakit ketika aku harus bilang “ bukan, dia hanya temanku.” Dan merekapun menjawab “padahal udah cocok banget, jadian aja.” Aku hanya membalas dengan senyuman. Tapi perlahan masalah itu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Karna Fredy mengajarkanku untuk bertindak dan bersikap yang dewasa. Aku ga berani bilang Fredy adalah segalanya buat aku, karna aku takut segalanya aku hilang.

Aku berusaha menjadi wanita yang dewasa yang ingin selalu berfikiran positif, jadi aku kadang berpikir kalau hubungan aku sama Fredy sekarang jauh lebih bahagia, aku takut jika kita pacaran lalu putus dan gak bisa deket lagi, mending betemen kaya sekarang dan dia gak akan ninggalin aku, kecuali dia mempunyai cintanya yang baru.

FREDY seseorang yang paling berharga buat aku sekarang, andaikan aku mampu berkata di depannya bahwa aku sayang dia dan gamau kehilangan dia mungkin aku akan jauh lebih tenang, tapi beberapa kali aku mencoba untuk mengatakannya malah yang ada hanya gemetaran yang ku rasa, mungkin belum saatnya aku berkata seperti itu.

Tawa dan candanya adalah warna di hidupku, aku tak ingin semuanya berlalu begitu cepat. Fredy juga adalah salah satu alesan yang membuatku betah di masa bangku Kuliah yang dulu yang aku anggap biasa aja. Aku sekarang masih duduk manis di sampingnya menjadi teman biasa, entah akankah posisi itu berubah, akupun tak tahu. Semoga akan bahagia pada waktunya.

  
By. Salahkah Jika Aku Mencintai Sahabat Ku?

Senin, 23 Juli 2012

Narkoba Buatnya Hancur

Narkoba Buatnya Hancur


Narkoba Buatnya Hancur :: seorang sosok pemuda yang hidup didesa yang terkontaminasi oleh lingkungan dunia keras. Mudahnya pergaulan serta terjalin eratnya yang dibilang tali persahabatan namun dengan faktor dominan narkoba sebagai sarana. Serta terdapat faktor yang mendukung yaitu jauhnya pengawasan orang tua karena kesibukan mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Seorang pemuda memberanikan diri dengan alasan membantu meringankan beban orang tua memakai jalur narkoba untuk mencari tambahan penghasilan. Dia hidup oleh tiga bersaudara dan pada saat itu posisi perekonomian keluarga sedang hancur dan menurun drastis. Lambat laun dia menggeluti hobi konsumsi dan akhirnya menjadi pengedar didukung faktor lingkungan yang banyak pula konsumen terkontaminasi narkoba. Rupiah demi rupiah dia kumpulkan untuk meringankan beban orang tua,namun apakah ini adalah jalan yang tepat…???
Seperti bahasa pepatah “sepandai pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga”. Suatu hari terciu m juga oleh petugas keamanan. Tiada kata lagi yang menjadi slogan sahabat adalah segalanya. Tertangkap salah satu jaringannya, pada akhirnya nama pemuda itupun tersangkut. Namun masih ada teman-teman yang tetap setia dan tidak tega apabila salah satu temannya menderita. Dibantunya dia mengurus surat-surat serta ijazahnya kini dia pergi merantau ke negeri jiran demi mencari nafkah membantu orang tuanya. Kini dia bisa hidup tenang tanpa harus berurusan dengan yang namanya narkoba.
AKIBAT NARKOBA dia dan keluarga harus menanggung malu atas omongan orang dan teman-temannya. Ibarat hidup kini dia mulai dari nol, dari dasar kembali. Kini dia berusaha memperbaiki citra keluarganya. Semoga semangat dan kesadaran bisa membuatnya tegar dan tidak lagi menggunakan narkoba sebagai jalan, apapun itu alasannya.
Buat teman-teman semua jangan sekali-kali beralasan karena ekonomi lantas NARKOBA yang jadi jalan alternatifnya.

AKIBAT NARKOBA masa depan kita menjadi gelap..!!!

AKIBAT NARKOBA hidup kita menjadi tidak tenang..!!

NARKOBA MERUSAK SEGALANYA…
NARKOBA ADALAH RACUN YANG MEMBAWA KITA DALAM DUNIA KERUSAKAN BAIK LAHIR MAUPUN BATHIN…

Narkoba Buatnya Hancur


Sabtu, 21 Juli 2012

Goresan Terakhir Sebuah Tinta

 Goresan Terakhir Sebuah Tinta

Goresan Terakhir Sebuah Tinta
Bila mengingatmu, dik.  Saat terakhir kita bersama dengan pakaian putih abu-abu. Saat hari terakhir aku mengenakannya sepulang sekolah di SMA dahulu. Saat kukatakan padamu bahwa aku harus meninggalkan kota kecil ini, untuk sebuah cita-cita dan masa depan seperti banyak orang impikan. Jakarta.
“Aku pergi untuk sementara dik Ayu, berat memang. Tapi kadang kita harus melakukan hal yang memberatkan hati kita, untuk sebuah cita-cita yang lebih besar. Bukan berarti cinta nggak lebih penting, bukan. Cinta biarlah berjalan meski dipisahkan oleh tempat dan waktu.”
“Tapi mas.. bisakah kita bertahan sampai waktu itu tiba ? ” jawabmu lirih, dengan nafas tertahan. Aku tak kuasa mengucapkan kalimat lebih banyak lagi.
“Semoga, kita akan berusaha, dik.”  jawabku mencoba membesarkan hatimu.
Saat bus malam yang kutumpangi melaju dari kota kecil kita dahulu. Lewat hembusan angin yang semakin menjauhkan aku dengan dirimu, kutitipkan pesan “Maafkan dik, aku harus meninggalkanmu. Kuharap ini tak kan lama, kita akan bersama lagi untuk kisah kasih yang sempat tertunda. Aku harus merengkuh cita-citaku di kota Jakarta”. Aku yakin bibirmu pasti tersenyum getir sebab harus menanti beberapa tahun untuk kepastian berlabuhnya cinta kita di pelaminan.
Waktu demi waktu berlalu, bulan demi bulan, tahun demi tahun. Tak terasa kau telah tumbuh menjadi gadis dewasa, dan kota kecil kita yang tak memberi harapan untuk masa depan, membuatmu mengikuti jejakku mengadu nasib di kota pahlawan, Surabaya. Aku tak mengerti mengapa engkau harus terdampar di kota itu. Mengapa sebuah cinta yang dulu subur di hati kita, sulit untuk bertemu dan menyatu, menjadi impian setiap pasangan kaum adam dan hawa.
Masih kuingat saat hari raya kau telah siapkan kue-kue lebaran untuk menyambut kepulanganku, tapi semua itu tak sampai kita nikmati bersama. Kota Jakarta terlalu membelengguku dengan segala hiruk pikuknya. Bukan karena aku telah memiliki penggantimu, juga bukan karena telah memudarnya cintaku. Tapi karena ketakutanku saat kemendengar ibumu ingin aku segera melamarmu. Sementara cita-citaku masih tergantung tinggi di awang-awang. Aku belum siap untuk sebuah biduk rumah tangga. Hingga suatu saat kau berpamitan kepadaku. “Mas, rasanya kita tak harus sampai ke mimpi kita. Ibuku sudah ingin menimang cucu, setelah kupertimbangkan masak-masak, dengan berat hati kita harus menyudahi hubungan kita. Ibu sudah menjodohkan aku dengan pilihannya. Aku khawatir dengan kondisi ibu yang sudah mulai sakit-sakitan Aku ingin berbakti kepadanya, selagi aku bisa. Termasuk mengorbankan rasa cintaku pada mas.”
Membaca sepucuk surat terakhirmu,  seribu macam perasaan campur aduk menggemuruh di dadaku. Kecewa, getir, galau , resah, gundah, tapi tak kuasa untuk memberi jawaban yang bisa menjadi alasan untuk menyelamatkan sebuah cinta yang semakin lama kurasakan sulit untuk disatukan. Jarak,  waktu, cita-cita dan kehidupan ibukota telah menjadikannya terpisah jauh.
Surat terakhirmu kulipat dan kusimpan. Kupandangi nyala lampu 5 watt pengantar tidur di kamarku, tempat yang indah saat-saat aku sering membaca surat-suratmu. Tapi kini kutak akan membacanya lagi, aku telah pasrahkan semuanya kepada Tuhan, bahwa sebuah cinta kadang seperti sebuah keinginan yang tak selalu harus menjadi satu. Cinta hanyalah perasaan alamiah saat kita mengalami hal-hal yang sama, dan suatu saat bisa saja menjadi tinggal kenangan. Sebuah proses alamiah dua makhluk berlainan jenis, yang nasibnya pun kita tak pernah bisa menduga. Seperti sering kudengar nasehat bijak, jodoh , rejeki dan ajal kita tak akan pernah tahu.
Dik Ayu, jika itu pilihan terbaikmu, mas tak bisa dan tak punya alasan untuk mencegahmu. Aku memahami perasaan dan apa yang menjadi pilihan hidupmu. Begitu juga mas, rasanya tak mungkin kita mempertahankan jalinan cinta ini. Selamat menempuh lembaran hidupmu yang baru, aku bahagia jika kelak kau pun bahagia.  Kenangan bersama di antara kita, semoga tak mengganggu jalan hidup kita masing-masing, cukuplah hanya menjadi bunga-bunga masa lalu. Meskipun Tuhan tak mewujudkan keinginan kita untuk bersama, tapi aku yakin kita akan diberi-Nya yang terbaik. “
Sebuah paragraf perpisahan kutuliskan di surat teakhirku. Kucoba tak membasahinya dengan  air mata, karena yakin bahwa tak ada yang harus disesali. Perjalanan hidup manusia tak selalu lapang dan mulus, tinggal keikhlasan menerima segala hal yang tak selalu sesuai dengan kehendak diri.

Kini 22 tahun sudah berlalu. Aku telah hidup berbahagia dengan pasanganku yang cantik dan baik hati. Yang telah memberiku dua jagoan kecil dan satu gadis remaja yang cantik pula, dan  kini sudah menginjak bangku SMP. Kehidupan yang sangat membahagiakan. Doaku semoga adik berbahagia pula, meski aku tak pernah ingin tahu keberadaanmu saat ini. Biarlah cerita masa lalu menguap bersama waktu, dan saat ini adalah cerita nyata dalam lembaran hidup masing-masing..
By. Cerita Anak Remaja

Rabu, 18 Juli 2012

DIRIMU ATAU DIRINYA?

 

DIRIMU ATAU DIRINYA?

               “Tak Kan Pernah Ada” masih mengalun dari MP3-nya Andre. Mulutnya ikut komat-kamit mengikuti irama lagunya Geisha. Hmm, kelihatannya Andre begitu menjiwainya. Kenapa nih anak jadi termehak-mehek begini ya? Memang ada yang lain dalam diri Andre. Setelah setahun persahabatannya dengan Rere berjalan. Susah senang dilaluinya bersama. Rere memang sahabat yang baik dan manis. Mang begitu kok kenyataannya. Bukannya Andre berlebihan dalam menilainya. Sahabat yang di saat duka selalu menghibur dan di saat suka selalu hadir tuk berbagi tawa. Rere pernah bilang kalo semua saran Andre selalu diturutin dan begitupun sebaliknya. Pokoknya di mana ada Andre di situ ada Rere. Begitulah hampir setiap ada kesempatan mereka selalu pergi bersama-sama. Gak ada pikiran yang “aneh”. Gak ada perasaan apa-apa termasuk cinta!.

               Tapi kenapa Rere sampai saat ini belum juga punya cowok ? Padahal kalo dipikir-pikir Rere gak sulit untuk mendapatkan cowok. Mang sih Rere adalah tipe cewek yang sulit jatuh cinta. Gak sembarangan Rere menilai seorang cowok. Ya memang, inilah yang membuat Andre takut. Takut perasaannya hanya akan menjadi permainan waktu semata. Waktu yang entah sampai kapan akan membuat Andre terombang-ambing oleh cinta. Apakah ini cinta? Ya, ini adalah cinta. It must have been love kata Roxette. Ah, Andre terus memendam perasaannya. Sampai-sampai suatu ketika Andre dikecam oleh perasaan cemburu. Perasaan yang dulu gak pernah ada kini muncul. Cemburu saat Rere menceritakan kalo ada cowok yang naksir padanya. Apakah cemburu pertanda cinta? Kata orang cemburu tidak mencerminkan rasa cinta tapi mencerminkan kegelisahan. Aduh, Andre makin ketar-ketir aja dibuatnya. Andre benar-benar gelisah. Lama-lama tersiksa juga batinnya. Ada keinginan yang harus diutarakan. Tentang masalah perasaan Andre yang gak karuan tentang Rere. Cuma gak ada keberanian. Andre takut kalo Rere membencinya. Ini gak boleh terjadi.

               Kemudian akhirnya Andre berusaha untuk melupakannya tapi gak bisa, malah rasa sayang yang semakin membara. Apakah salah kalo Andre ingin menjalin hubungan yang lebih hangat bukan hanya sebagai seorang sahabat? Hmm, Andre harus berani. Harus berani ambil segala resikonya.

               “Rere, aku mencintaimu” kata Andre akhirnya setelah sekian lama dipendamnya. “Aku akan serius ma kamu dan mau menyayangimu seutuhnya”.

               Ia pandangi wajah Rere. Gak ada amarah di wajahnya yang ada hanya tangis. Ups, Rere menangis. Andre makin bertanya-tanya. Baru kali ini Andre melihat Rere menangis.

               “Kenapa Re? Apa kata-kata ku nyakitin perasaan kamu?”

               Rere menggeleng. Sambil masih terisak ia coba menjelaskan ke Andre. Andre siap mendengarkan jawaban Rere. Apapun itu meskipun kata “tidak” sekalipun. Dan benar juga, kata tidak yang terlontar dari mulutnya. Ya, Andre harus menerimanya. Sepeti kata Eric Segal dalam bukunya, “Cinta berarti kamu takkan sekali saja melafalkan kata sesal”. Rasanya dada terasa mau jebol, gerimis serasa hujan badai. Sepinya malam itu terasa lebih sunyi seolah hanya mereka berdua saja di alam ini. Tak ada suara hewan atau serangga yang meramaikan bumi.

               “Maafin aku ya, Ndre?” tangan Rere menggenggam jemari Andre. Andre terdiam. “Kamu pasti kecewa ma jawabanku, ya? Tapi itu bukan berarti aku gak ada ‘rasa’ ma kamu. Aku hanya takut perasaan ini hanya ilusi aja”.

               “Re, Jika cinta ini beban biarkan aku menghilang. Jika cinta ini kesalahan biarkan aku memohon maaf. Jika cinta ini hutang biarkan aku melunasinya. Tapi jika cinta ini suatu anugerah maka biarkanlah aku mencintai dan menyayangimu sampai nafas terakhirku” Andre tetap gak yakin akan perasaannya. Andre merasa Rere akan meninggalkannya selamanya. Kemudian dipeluknya Rere erat-erat. Dibelainya rambutnya dengan penuh kasih sayang.

               “Aku gak mau kehilangan sahabat yang begitu baik” kata Rere masih dalam pelukan Andre. “Biarlah hubungan kita tetap terjalin bebas tanpa terbatas ruang dan waktu. Lagipula perjalanan cinta kita nantinya bakal abadi, atau malah putus di tengah jalan? Persahabatan bisa jadi awal percintaan tapi akhir dari suatu percintaan kadang malah menjadi permusuhan. Dan aku gak mau itu terjadi pada kita, Ndre”

               Andre mulai merenungi kata-kata Rere. Dilepaskannya pelukannya kemudian dipandanginya wajah Rere dalam-dalam. Ternyata Andre masih bisa menikmati senyum manis Rere. Masih bisa merasakan sejuknya tatapan Rere. Ia gak mau kehilangan semuanya itu.

               “Aku rela menjadi lilin walau sinarnya redup tapi gak habis dimakan api bisa memberi cahaya dan menerangi hatimu” kata Andre sambil menyeka air mata di pipi Rere.

               “Iya, Ndre. Soalnya hati hanya dapat mencintai sekejap. Kaki cuma bisa melangkah jauh dan lelah. Busana tak selamanya indah dalam tubuh. Tapi memiliki sahabat sepertimu adalah keabadian yang tak mungkin kulupakan” begitu pinta Rere disambut senyum Andre. Mereka saling berpelukan lagi. Tanpa beban tanpa terbatas ruang dan waktu. Hmm… apa bisa Andre menyimpan rapat-rapat perasaannya berlama-lama ? Only time will tell…
 

Labels

Labels

Labels